Selasa, 25 Juni 2013

Baby Don't Cry | OneShoot-Fanfiction




Author : Vie Artaviia

Title      : Baby Don’t Cry             

Cast       : Byun Baekhyun (EXO ) Im Seuta (OC )

Genre    : Angst, Romance

Length  : One-Shoot

Rating   : PG-13

Backsound : Baby Don’t Cry – EXO

Note : Terinspirasi dari lagu Baby Don’t Cry. Ada sedikit adegan kekerasannya.

FF ini pernah aku post di blog aku yang lain : www.

.

.

.

Seorang gadis cantik terduduk disebuah rumput lapang yang lumayan luas. Ia tengah menunggu seseorang yang sebelumnya sudah membuat janji dengannya di tempat itu. Sebut saja Im Seuta atau yang akrab disapa Seuta.
Ia menunggu seorang lelaki, Byun Baekhyun disana.


Seuta menunggu dengan perasaan khawatir dan was-was. Ia berfikir negatif mengapa Baekhyun belum datang juga dan takut sesuatu terjadi padanya sehingga kekasihnya itu tak bisa datang kesana sesuai janji.

“Bintang, kuharap Baekhyun baik-baik saja dan segera datang …” harapnya pada bintang yang ditatapnya malam itu.

“aku baik-baik saja, dan sekarang aku sudah ada disampingmu …“ ujar Baekhyun-yang baru datang dan langsung duduk disebelah kiri Seuta.

Seuta tercenga. Baekhyun-yang baru datang itu hanya tersenyum hangat seperti biasanya.

Saat itu juga Seuta langsung meraba-raba pipi, dahi, lengan tangan dan juga dada Baekhyun, mencari suatu kejanggalan disana. Baekhyun mengerti apa yang dikhawatirkan gadisnya itu dan langsung memegang kedua tangan Seuta, menghentikan aktifitasnya.

Seuta terdiam dan menatap Baekhyun nanar.

“aku tak apa-apa… ia tak menyiksaku hari ini” Ujar Baekhyun sambil menatap hangat kedua mata Seuta.

“benarkah? Lalu ini ?” tunjuk Seuta kearah bawah telinga Baekhyun yang terdapat luka lebam. Ia terlihat sangat khawatir.

“ini luka yang satu minggu lalu, kau tak menyadarinya?“

Seuta memandang Baekhyun dengan sedih “padahal lukanya sudah dari satu minggu yang lalu, tapi masih belum sembuh juga”

 “tak usah difikirkan, ini sudah tak sakit” Baekhyun tersenyum dan mengggenggam tangan Seuta untuk menenangkannya.

Mendengar jawaban Baekhyun, Seuta langsung menyentuh luka lebam itu. Kemudian sukses membuat pemilik lukanya meringis kesakitan.

“kau bohong, luka itu masih sakit kan ?”

Baekhyun benar-benar merasa naïf. Padahal ia mengerti, Ia tak akan pernah bisa berbohong dan Seuta pun juga tak sebodoh itu.

Nafas Seuta terasa sesak. Kekasihnya benar-benar masih merasakan sakit disekujuur tubuhnya setiap malam.

“Baekhyun … “ lirihnya “luka itu belum kunjung sembuh, sudah muncul lagi luka baru. Kalau seperti ini, nanti tubuhmu  bisa habis …”

“sudahlah, jangan khawatirkan ini terlalu berlebihan lagi. Aku sudah biasa merasakannya” jawab Baekhyun sambil tersenyum lebar.

Seuta membuang nafasnya dan menjatuhkan pundaknya “kau selalu saja menutupinya. Baekhyun, kenapa kau tak pernah mau kabur? Jika tidak, laporkan ayah tirimu itu pada polisi. Ia bersalah …” Seuta melepas genggaman Baekhyun dan memegang pundak lelaki itu.

Baekhyun tersenyum miris dan menggeleng “aku yang salah …“

Seuta terdiam.

“ah, sudahlah, kenapa jadi sedih seperti ini? Kita kan bertemu disini untuk pacaran ...” Baekhyun tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.

Seuta hanya tersenyum. Baekhyun selalu saja berusaha tersenyum-seakan semua yang kejadian perih yang menggoresnya setiap hari-sama sekali tak mengusiknya.

“lupakan tentang ayah tiriku …”

Seuta mengangguk dan langsung merebahkan dirinya dirumput. Baekhyun pun mengikutinya dan rebahan disamping Seuta. Mereka berdua menatap ribuan bintang di langit malam itu.

“aku suka tempat ini“ ucap Baekhyun.

 “kenapa? Tempat ini kan tidak ada apa-apanya”

“karna .. jika aku merebahkan diri di tempat ini, aku bisa melihat banyak bintang. Walaupun disini hanya lapangan rumput biasa dan tak ada apa-apanya, tapi … tempat ini begitu berarti untukku. Karena … jika di tempat ini rasanya semua bebanku menghilang. Aku ingin selamanya ada disini ...”

“kau berlebihan. Jika kau ada di balkon rumahku, kau juga bisa melihat banyak bintang”

Baekhyun menggeleng “Tapi rasanya pasti berbeda. Menurutku, tempat ini adalah yang paling nyaman. Jika aku kesini, aku selalu menempatkan diri didekat bunga lili putih itu” tunjuk Baekhyun pada bunga lili putih kecilyang berjarak sekitar 1 meter dari tempat mereka merebahkan diri.

Seuta memperhatikan bunganya “apa karna mengambil tempat dekat bunga lili itu kau bisa melihat bintang  yang banyak dengan baik ?”

“mmm, benar”

Seuta dan Baekhyun sama-sama tertawa.

“hei, kau tau? Kupikir akhir-akhir ini aku bisa berbicara dengan bintang. Jika di balkon, setiap aku bicara, aku merasa bintang selalu menannggapi ucapanku”

Baekhyun memiringkan tubuhnya menghadap Seuta “benarkah? Ahaha … mungkin itu hany perasaanmu saja. Atau jangan-jangan … kau mulai gila?”

Seuta memukul keras lengan Baekhyun dan Baekhyun tertawa menyambutnya.

“aku sungguhan. Rasanya seperti telepati. Mereka berbicara di hatiku”

“benarkah? Kalau begitu, apa yang mereka katakan padamu?”

“Aku kan selalu mengkhawatirkanmu setiap malam. Aku selalu berharap kau baik-baik saja di rumah. Dan tiba-tiba saja, aku mendengar suara dari hatiku. Kemudian kulihat bintang berkedip-kedip. Itu pasti suara bintang, mereka bilang kalau mereka juga menyayangimu. Mereka berharap kalau bebanmu segera terangkat dan kau bisa selamanya memandangi mereka … sambil terus tersenyum … tanpa merasa sakit lagi karena ayah tirimu”

Senyum Baekhyun perlahan memudar. Diam-diam, ia mengamini setiap kalimat yang dilontarkan Seuta di dalam hati.

“hei, bintang memang selalu berkedip-kedip, bukan berarti ketika kau melihat mereka berkdeip berarti mereka sedang berbicara padamu” tukas Baekhyun sambil tertawa.

“Ya! tapi aku merasa seperti itu ! jangan pikir aku gila karena berbicara sendiri di balkon”

Baekhyun makin terkekeh geli, kemudian ia mendekatkan lagi tubuh Seuta, mengadu dahi mereka dan mengusap kepala kekasih yang disayanginya itu.

Seuta memang selalu berhasil membuatnya tertawa bahagia.

.

.

.

Seuta pergi ke toko keramik milik ayahnya siang itu. Ia menyapa ayahnya dan meminta izin untuk membuat beberapa keramik dari tanah liat dan tentunya juga meminta tanah liat milik ayahnya itu.

“memangnya kau mau membuat apa?” Tanya Tn Im, ayah Seuta.

“Sederhana, aku hanya mau membuat keramik bentuk bintang”

“untuk apa? Untuk di balkon lagi?”

Seuta tersenyum “appa ingin tau ? appa sangat ingin tau?” kemudian ia tertawa sendiri “ah, pokoknya aku minta ya appa. Daa~” kemudian gadis itu pergi tanpa member ayahnya jawaban.

.

.

.

 “BUGH !”

“Akh !” sebuah pukulan menghantam punggung Baekhyun. Membuat lelaki itu meringis kesakitan.

“aku benci melihat luka-luka ditubuhmu itu perlahan hilang dan sembuh ! aku benci melihat tubuhmu bersih tanpa luka-luka dariku !” Ujar  seorang pria yang bisa dikenali adalah Tn Kim, ayah tiri Baekhyun.

 ‘BUGH !” Pukulan itu kembali menghantam Baekhyun.

Baekhyun hanya terdiam dan tak berani mengeluarkan ringisannya lagi. Karna ia ingat, jika ayahnnya mendengar ringisannya sedikit saja, siksaannya akan semakin menjadi-jadi.

“Bugh !” Baekhyun memejamkan matanya, menahan semua kesakitan yang menjalar ditubuhnya. Ia selalu berharap penyiksaan ini akan segera berakhir.

# Baekhyun POV #

Aku kembali merasakannya. Merasakan penyiksaan dan rasa sakit yang amat sangat pada tubuhku.
Aku tak berani meringis. Karna jika ia mendengar ringisanku sedikit saja, ia akan lebih menyakitiku.
Jadi … aku lebih memilih diam.

Aku selalu berfikir kembali, jika mengingat semua yang telah dilakukan ayah tiriku ini.
Penyebab dari penyiksaan ayah tiriku ini berdasarkan salahku atau bukan

Kalau menurut Seuta, ayahku yang bersalah. Tapi menurutku, ini salhku.

Kenapa ?

Tentu saja kunci jawabannya ada pada mendiang ibu kandungku.
Ayah tiriku ini begitu mencintai ibuku. Ia menikahi ibu setelah ayah kadungku meninggal dunia. Dan seperti kebanyakan orang tua tiri pada umumnya, ayah tiriku ini sudah tak menyukaiku sejak awal.
Tapi demi ibuku yang begitu menyayangiku, ia mencoba  untuk menerimaku sebagai anaknya.

*flashback*

Saat usiaku 12 tahun, aku pernah hampir tertabrak mobil saat sedang berjalan-jalan dengan ibuku dan juga ayah tiriku ini. Aku begitu senang karna  baru saja dibelikan bola yang selama ini aku inginkan. Aku memainkan bola itu sambil berjalan. Ibu sudah berkali-kali memperingatkanku untuk hati-hati karna aku sedang berada di pinggir jalan.

Tapi karna sudah terlanjur senang, aku tak begitu mendengarkan ibuku.
Alhasil ..  aku nyaris tertabrak mobil ketika  bola yang sedang kumainkan bergelinding ke tengah jalan.

Ibuku berlari ke arahku, mencoba untuk menyelamatkanku ketika aku ingin mengambil bolaku itu. Aku pun selamat karna ibu mendorongku dari hadapan mobil yang akan menabrakku. Tapi …

‘Ciiitttt … !! BRUGH .. !!”

“Eomma … !!” ibuku yang tertabrak mobil.
Ia tergelepar seketika dengan darah yang terus-terusan keluar dari kepalanya. Waktu itu ibuku langsung sekarat dan dilarikan ke rumah sakit.

Sampai disana, tak butuh waktu lama–dokter yang menangani ibuku keluar dari ruang UGD dan dengan wajah penuh penyesalan ,ia meminta maaf padaku dan juga ayahku karna tak berhasil menyelamatkan ibu.

Ayah tiriku menangis sejadi jadinya dan terus menerus menyalahkanku atas kematian ibu. Bahkan ia tak membolehkanku menangisi ibuku. Ia akan memukulku jika ia melihatku menangis. Ia bilang kalau aku tak pantas menangisi orang yang sudah ku bunuh sendiri. Ya … yang ia tau, aku adalah orang yang telah membunuh istrinya …

Ia tak mau tau atau mendengar apapun lagi …

* Flashback end *

Penganiayaan ini juga yang selalu membuat Seuta khawatir. Ia sangat sedih jika melihat luka baru ditubuhku. Maka dari itu, selama ini ... aku selalu mencoba menutupi luka semampuku, aku tak mau membuatnya sedih.

# Baekhyun POV end #

“BUGH .. !!” Pukulan itu lagi-lagi membuat Baekhyun meringis.

“matilah kau !” seru Tn Kim.

“kalau besok kulihat kau belum dirumah sebelum jam 8 malam, kupastikan kau akan lumpuh saat itu juga !!”

Tn Kim, ayah tiri Baekhyun itu pergi meninggalkan Baekhyun yang penuh luka lebam sendiri di ruang tamu.

Baekhyun memandangi ayah tirinya itu dengan pandangan sendu “kenapa hanya melumpuhkan? kenapa tak bunuh saja aku sekalian“

.

.

.

“Baekhyun cepatlah kemari !” seru Seuta saat melihat kekasihnya itu datang dan menuju kearahnya, dirumput lapang.

“lihatlah ini ! bagus tidak?” Tanya Seuta.

“Kau membuatnya sendiri ?”

“iya, mulai sekarang, jika ingin melihat bintang, kita harus di tempat ini .. eo ?”

Baekhyun memandangi tempat itu. Tempat yang selama ini didatanginya-yaitu rumput lapang di dekat bunga lili putih-telah dipagari oleh Seuta dengan menggunakan keramik tanah liat berbentuk bintang berwarna kuning. Pagar itu membentuk kotak sebesar 2x2 meter.

“kenapa tempatnya dipagari?“ tanya Baekhyun seraya melangkahi keramik bintang itu dan masuk kedalam areanya.

“karna aku tak begitu hafal tempatnya. Kau bilang kau selalu melihat bintang dari tempat ini, dan kau memberitahuku letaknya hanya dengan patokan bunga lili itu. Kalau suatu saat bunganya lenyap bagaimana?”

Baekhyun tersenyum lembut. ”tak apa, ini indah. Mulai sekarang hanya kita berdua yang boleh ada didalam batasan ini, eo?”

“jadi kau menyukainya?”

Baekhyun mengangguk. Sontak Seuta bersorak ria. Ia reflek memeluk Baekhyun.

“Aww !” Baekhyun meringis karna Seuta menekan luka yang ada dipunggungnya.
Seuta jelas kaget dan melepas pelukannya.

“ia memukulmu lagi ?”

Baekhyun hanya diam “kalau tak memukulku lagi, berarti kehidupanku sudah berubah”

“cukup Baekhyun, aku sudah tak tahan melihatnya. Ayo, ke rumahku, kita bicarakan ini pada ayahku untuk menolongmu dari pria kejam itu”

“tidak. kau tak boleh seperti itu. Ini salahku Seuta, aku harus membayarnyau . Aku sudah membuatnya kehilangan ibuku”

“kau bodoh atau apa hah ??” tangis Seuta pecah “jelas-jelas itu bukan salahmu, itu kecelakaan ! anak-anak sekolah dasar juga tau”

Baekhyun menelan ludahnya, Seuta benar-benar terlihat sakit melihatnya.

“aku lelah mengobati lukamu terus !” Seuta berkata bohong. Dari kalimatnya itu, lebih tepat diartika jika ia tak mau lagi melihat luka Baekhyun, tak mau lagi Baekhyun terluka dan sakit. “Kapan aku bisa bertemu denganmu dengan senang tanpa harus diawali rasa khawatir karna luka itu??”

“maafkan aku … Tapi aku bear-benar tak bisa pergi dari ayah tiriku saat ini”

.

.

.

Seuta kembali mengajak Baekhyun bertemu ditemapat biasa. Dan belum lama menunggu, Baekhyun sudah datang. Tapi kali ini ia memasang wajah yang cemas.

“hei, Ada apa?” Seuta membuka percakapan.

“ini sudah jam setengah 8, aku harus kembali kerumah sebelum jam 8. Tadinya aku tak mau datang, tapi aku tau kau pasti sedang menungguku”

“ada apa? kenapa cepat sekali ?” Seuta terlihat sedih.

Baekhyun terdiam. Ia tak akan membertahu alasannya sebenarnya pada Seuta. Seuta pasti akan khawatir, seperti biasa.

“tak apa. tapi aku tak bisa lama-lama ya. ada apa menyuruhku kesini?”

Seuta mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk sedih “Bahkan kau melupakan ulang tahunmu sendiri” Seuta mengeluarkan sebuah kue kecil dengan 1 lilin di atasnya.

Baekhyun terkejut. Ia baru ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya. Efek samping dari rasa sakit diseluruh tubuhnya hingga ia bisa melupakan hari terpenting dihidupnya. Padahal hampir beberapa tahun terakhir ia selalu merayakannya bersama dengan Seuta.

“Yasudah. Selamat ulang tahun ke 21 Byun Baekhyun. Sebelum meniup lilin ini, ucapkan permohonanmu dulu”

Baekhyun tersenyum dan menatap Seuta sejenak, kemudian ia menutup matanya “aku harap,aku bisa bebas dari penganiayaan ayah tiriku dan akan hidup tenang selamanya bersama bintang-bintang yang menemaniku setiap malam ...” Baekhyun mengucap permohonannya di depan Seuta, kemudian ia tiup lilinnya.

Seuta memandang Baekhyun dengan berbinar “kuharap bintang-bintang itu mengabulkan permohonanmu malam ini juga ..” balasnya mengamini Baekhyun. Ia kemudian menaruh kue itu di bawah dan kemudian menggenggam kedua tangan kekasihnya.

“aku mencintaimu Baekhyun, sangat  ...  “ isak Seuta dan Baekhyun memandanginya sendu.

“aku juga …“ balas Baekhyun .

Akhirnya, saat itu juga, Baekhyun pamit pada Seuta untuk pulang. Ia tak mau membuat ayah tirinya marah hanya karna keterlambatannya.

Sampai dirumah, ternyata Tn Kim sudah menunggu Baekhyun diruang tamu. Ia memasang wajah geramnya ketika melihat Baekhyun memasuki rumah. Tak menunggu waktu lama, Tn Kim langsung menarik anak tirinya itu kedapur.

Ia mulai memukuli Baekhyun lagi. Ia benturkan kepala Baekhyun kedinding, Lalu ia pukul punggung Baekhyun dengan sikutnya.

“AKH !” Baekhyun meringis kesakitan dibuatnya. Lelaki yang baru berusia 21 tahun itu pun tersungkur ke lantai sambil memegangi kepalanya yang terdapat darah.

“sudah kubilang untuk pulang tepat waktu, tapi kenapa kau terlambat ?! ini hukuman untukmu karna kau telah melanggar aturanku !”

“BUGH !” Tn Kim menendang dada Baekhyun sehingga Baekhyun tersungkur kebelakang.

“bangun kau !” Tn Kim menarik kerah baju Baekhyun sehingga anak tirinya itu terbangun. Ia langsung kembali memukuli wajah Baekhun bolak-balik.

Puas memukuli wajah Baekhyun, ia menghempaskan Baekhyun yang terduduk lemah dan bersandar pada kaki meja makan.

“aku benci melihatmu, tapi entah mengapa kau tak mati mati meskipun kusiksa habis-habisan setiap hari ... HAH?!” Kim terus-terusan menendang perut Baekhyun dengan keras.

“AKH ! ap .. ppa .. am .. punni ak.. akkuu .. AKH ..!!” ucap Baekhyun terbata. Baru kali ini lagi ia meringis dan meminta ampun karna untuk kali ini, ia benar-benar sudah tak kuat dengan sakitnya.

Pukulan Kim yang selalu menyerangnya hampir setiap hari sepertinya membuat Baekhyun tak bisa menahannya lebih kuat lagi.

“kenapa ?! sudah tak kuat ?! Hah ?!” tanya Kim masih menendangi Baekhyun.

‘BUGH ! ‘

“AKH  ! App .. pa .. sakk .. kit .. “ Jerit Baekhyun.

‘BUGH ..! BUGH .. !’ “Mati kau !”

‘BUGH !’ tendangan terakhir.

Setelah puas, Kim-pun pergi meninggalkan putra tunggalnya itu tanpa rasa bersalah.

“Seuta … “ panggil Baekhyun sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri ,

.

.

.

Waktu sudah menunjukan pukul 2 malam, tapi Seuta masih belum bisa memejamkan matanya. Entah mengapa
hatinya terus menjeritkan nama Baekhyun. Ia punya perasaan tak enak. Ia terus membolak balikan
tubuhnya dikasur.

“Baekhyun, kenapa hatiku sakit sekali …” keluh Seuta pada dirinya sendiri.

Seuta tak bisa lagi menahan rasa khawatir itu, hingga akhirnya ia melarikan dirinya ke rumput lapang. Ia tak peduli meskipun saat itu sudah larut malam. Yang ia tau jika sudah kesana hatinya akan tenang.

Sampai di rumput lapang, Seuta terkejut karna mendapati Baekhyun yang sudah terduduk disana, tepatnya di dalam area yang sudah ia batasi dengan keramik bintang.

“Baekhyun?” panggil Seuta. Baekhyun menoleh dan tersenyum. Seuta menghampirinnya dan duduk di samping lelaki itu.

“aku tau kau pasti datang. Kebetulan, aku benar-benar ingin sekali menemuimu”

Seuta mengkerutkan dahinya “sedang apa kau malam-malam disini? Dan, kenapa luka-lukamu bertambah lagi ? ini darah dari mana lagi??” tanya Seuta bertubi-tubi. Ia melihat bercak-bercak darah kering di baju Baekhyun.

“apalagi jawabannya …” Baekhyun tersenyum tipis sambil menunduk.

“apa karna telat pulang tadi malam? saat kita merayakan ulang tahunmu disini?”

Baekhyun mengangguk “iya, akupun tadi kesakitan. Tapi sekarang sudah tak apa-apa. Ia sudah pergi Seuta, ayah tiriku. Ia  sudah pergi setelah puas memukuli habis-habisan tadi .. aku bebas sekarang ... “ adu Baekhyun terlihat bahagia.

Bukannya ikut senang, Seuta malah menangis.

“kenapa kau menangis ? kau tak senang aku bebas?”

Seuta menggeleng. “entahlah .. aku senang mendengar berita baikmu itu, tapi aku tak tau kenapa dan apa sebabnya menangis seperti ini … aku merasa hatiku tak tenang”

“tak apa, kau bisa tenang setelah ini. Kau tak perlu khawatir lagi padaku, tak perlu lagi mengobati lukaku. Aku akan sembuh dan bebas”

Seuta mengangguk dan masih menangis.

”Seuta, berjanjilah padaku …”

Seuta menautkan alisnya “janji apa?”

“datanglah ketempat ini setiap malam, aku mau kau menemaniku disini untuk melihat bintang”

Seuta mengangguk matap “aku pasti akan selalu kesini untuk menemanimu”

Baekhyun tersenyum ”Aku ingin selamanya ada disini, tempat ini begitu tenang ” ucapnya.

“aku tau …”

Setelah itu Baekhyun menoleh, menggenggam tangan Seuta dan menarik gadis itu kedalam pelukannya.

Dengan jelas, Seuta bisa merasakan suhu tubuh Baekhyun yang dingin yang berhembus di pundaknya

Seuta terheran dan melepaskan pelukanya “kenapa kau begitu dingin ?”

“iya .. aku sangat kedinginan malam ini dan kurasa aku harus pulang, aku sudah tak kuat” Baekhyun mau beranjak dari duduknya, tapi tangan Seuta menahannya. Seuta kembali menangis.

“jangan pergi,tetaplah disini. Katanya kau ingin melihat bintang denganku?”

“tidak sekarang, mulai besok kau menemaniku. eo ? sekarang aku harus pulang. Kau tega melihat ku kedinginan?”

Seuta terdiam. Jujur ... hatinya sedikit tak rela Baekhyun pergi. Tapi ia juga memikirkan Baekhyun yang suhu tubuhnya sudah dingin.

“Ayahmu sudah tak ada kan? Kau akan baik-baik saja kan?”

Baekhyun tersenyum “pasti …”

“baik, pergilah ... kau istirahat dirumah .. aku masih ingin disini ...” kata Seuta lesu sambil melepaskan genggamannya pada Baekhyun. Ia tak perlu khawatir lagi pada Baekhyun

Baekhyun pun langsung menghapus air mata Seuta.

jangan menangis .. mm?”  ucap Baekhyun. Seuta hanya mengangguk dan ia pun menatap Baekhyun yang mulai pergi meninggalkan tempat itu sampai lelaki itu hilang dari pandangannya.

Kemudian Seuta kembali memandangi bintang. Setelah itu, sekilas, ia merasakan ada angin dingin menyapu kulit lehernya. Ia bergidik dan mengusap lehernya.

Tak lama, Kyungsoo, teman Baekhyun, datang ke tempat itu dengan tergesa-gesa dan membuat Seuta bingung sekaligus heran.

“Kyungsoo?” panggil Seuta,lalu ia berdiri.

“ternyata kau disini .. hhh .. aku mencarimu dari tadi …” ujar Kyungsoo dengan tersengal-sengal

“ada apa?”Seuta mulai mencium kabar tak enak yang akan disampaikan Kyungsoo.

“aku kerumah Baekhyun setengan jam yang lalu .. dan .. dan ..” Kyungsoo menangis.

“dan apa ?”

“aku .. aku .. mendapati Baekhyun sudah meninggal .. “

Kyungsoo menangis. Seuta malam terdiam. “Baekhyun ? meninggal? Tak mungkin Kyungsoo ..” Seuta tersenyum.

“tapi .. tapi .. aku benar .. aku ke rumah Baekhyun sekitar setengah jam yang lalu. Aku tak menemukan siapapun disana termasuk Tn Kim. Ketika aku mencarinya kedapur, aku sudah menemukan Baekhyun yang tergeletak di bawah meja dengan darah di kepala dan sekitar wajahnya .. ia sudah meninggal .. Seuta .. sekarang warga sedang mengurusinya ..” Jelas Kyungsoo sedikit cekat .

Seuta mulai terpaku. Jantungnya juga berdetak 2x lebih cepat “tapi … itu tak mungkin. Setengah jam yang lalu ?! aku bahkan baru bertemu Baekhyun di tempat ini, sekitar 5 menit yang lalu !” Seru Seuta. Ia sedikit membentak Kyungsoo. Mulai ketakutan untuk mengetahui kebenarannya.

Kyungsoo tercenga mendengar pernyataan Seuta “Tapi itu juga tak mungkin, Baekhyun sudah terbujur kaku. Ia tak bernafas lagi .. ia meninggal .. kuperkirakan ia sudah meninggal dari berjam-jam yang lalu. Bahkan sekarang orang tuamu juga sudah ada disana untuk mengurusnya. Dari tadi aku mencarimu,tapi kau tak ada !”

Seuta bergetar. Tanpa disadarinya, air matanya menetes dan mengalir deras di pipinya. Seuta pun jatuh terduduk. Ia tak sanggup lagi menopang tubuhnya. Kakinya lemas seketika.Ia menangis dan terisak kuat.

“lalu siapa yang kutemui tadi ?! tak mungkin Baekhyun meninggal Kyungsoo ! kau pasti salah ! aku baru saja bertemu dengannya disini, beberapa menit yang lalu!” jerit Seuta. Ia tak sanggup membenarkan pernyataan Kyungsoo. Ia tak mau menerima kenyataan bahwa Bekhyun .. sudah pergi?

Kyungsoo pun menghampiri Seuta dan mengusap-usap punggungnya.

“Baekhyun tak mungkin mati ! ia baru saja berpesan padaku untuk menemuinya besok malam ditempat ini ! ia menyuruhku untuk menemaninya melihat bintang besok malam !”

“mungkin … Baekhyun tak sempat menyampaikan pesannya sebelum ia mati .. makanya ia menemui mu sesaat untuk menyampaikan pesannya”

Seuta menggeleng kuat “tak mungkin !! Baekhyun !!”

.

.

.
 
Malam itu, tepatnya di rumput lapang, Seuta terduduk disamping gundukan tanah segar yang baru dibentuk tadi pagi. Gundukan tanah itu tepat berada di dalam lingkungan area keramik bintang buatannya. Di gundukan tanah tersebut terdapat sebuah nisan yang bertuliskan Byun Baekhyun. Ya, didalamnya terbaring seorang Baekhyun, kekasih yang dicintainya.

Seuta memandangi nisan Baekhyun dengan air mata yang mengalir deras dipipinya.

(Backsound : Baby Don’t Cry )

“aku tak menyangka kemarin adalah pertemuan terakhir kita, kenapa kau tega meninggalkanku ? inikah yang kau maksud untuk bisa bebas dan hidup tenang selamanya ? kematianmu ??” Seuta emosi dan menangis sejadi jadinya. “aku juga ingin kau bebas dari masalahmu dan aku juga ingin kau hidup tenang selamanya, tapi bukan dengan cara kau mati !”            

“Kalau seperti ini hanya kau yang bahagia, sedangkan aku tidak” Seuta menutup wajahnya. Ia menangis dalam. Ia merasa Baekhyun sudah menjebaknya dengan permohonan yang selama ini ia lontarkan

“kalau aku tau begini, aku tak akan meminta bintang untuk mengabulkan permohonan di ulang tahunmu kemarin malam”

Ia kembali menangis dalam dan terisak kuat. Ia benar-benar telah kehilangan Baekhyun.

“jujur aku membenci takdir ini, tapi aku tau kau pasti sedang bahagia sekarang. Aku sengaja memakai tempat ini sebagai tempat peristirahatan terakhir mu, karna aku ingat ,kau ingin sekali selamanya merebahkan diri di tempat ini,supaya kau bisa sepuasnya memandangi bintang … aku juga janji, mulai hari ini dan seterusnya aku akan menemanimu melihat bintang disini ..” isak tangis Seuta makin keras. Ia benar-benar masih sedih ditinggal pergi oleh Baekhyun.

Dan tanpa disadari Seuta, sesosok pria tak kasat mata dan berpakaian serba putih-Baekhyun-duduk disamping Seuta sambil memandang gadis itu sendu.

sayang .. jangan menangis .. terima kasih karna kau telah menempatkanku disini, dan menemaniku melihat bintang malam ini, juga seterusnya … “

.

.

.

End …
  

1 komentar: