Author : Vie Artaviia
Title :
Baby Don’t Cry
Cast :
Byun Baekhyun (EXO ), Im Seuta (OC )
Genre :
Angst, Romance
Length :
One-Shoot
Rating :
PG-13
Backsound : Baby Don’t Cry – EXO
Note : Terinspirasi dari lagu Baby Don’t Cry. Ada sedikit adegan
kekerasannya.
.
.
.
Seorang gadis cantik terduduk disebuah rumput lapang yang lumayan
luas. Ia tengah menunggu seseorang yang sebelumnya sudah membuat janji
dengannya di tempat itu. Sebut saja Im Seuta atau yang akrab disapa Seuta.
Ia menunggu seorang lelaki, Byun Baekhyun disana.
Seuta menunggu dengan perasaan khawatir dan was-was. Ia berfikir negatif
mengapa Baekhyun belum datang juga dan takut sesuatu terjadi padanya sehingga
kekasihnya itu tak bisa datang kesana sesuai janji.
“Bintang, kuharap Baekhyun baik-baik saja dan segera datang …”
harapnya pada bintang yang ditatapnya malam itu.
“aku baik-baik saja, dan sekarang aku sudah ada disampingmu …“
ujar Baekhyun-yang baru datang dan langsung duduk disebelah kiri Seuta.
Seuta tercenga. Baekhyun-yang baru datang itu hanya tersenyum
hangat seperti biasanya.
Saat itu juga Seuta langsung meraba-raba pipi, dahi, lengan tangan
dan juga dada Baekhyun, mencari suatu kejanggalan disana. Baekhyun mengerti apa
yang dikhawatirkan gadisnya itu dan langsung memegang kedua tangan Seuta, menghentikan
aktifitasnya.
Seuta terdiam dan menatap Baekhyun nanar.
“aku tak apa-apa… ia tak menyiksaku hari ini” Ujar Baekhyun sambil
menatap hangat kedua mata Seuta.
“benarkah? Lalu ini ?” tunjuk Seuta kearah bawah telinga Baekhyun
yang terdapat luka lebam. Ia terlihat sangat khawatir.
“ini luka yang satu minggu lalu, kau tak menyadarinya?“
Seuta memandang Baekhyun dengan sedih “padahal lukanya sudah dari
satu minggu yang lalu, tapi masih belum sembuh juga”
“tak usah difikirkan, ini
sudah tak sakit” Baekhyun tersenyum dan mengggenggam tangan Seuta untuk
menenangkannya.
Mendengar jawaban Baekhyun, Seuta langsung menyentuh luka lebam
itu. Kemudian sukses membuat pemilik lukanya meringis kesakitan.
“kau bohong, luka itu masih sakit kan ?”
Baekhyun benar-benar merasa naïf. Padahal ia mengerti, Ia tak akan
pernah bisa berbohong dan Seuta pun juga tak sebodoh itu.
Nafas Seuta terasa sesak. Kekasihnya benar-benar masih merasakan
sakit disekujuur tubuhnya setiap malam.
“Baekhyun … “ lirihnya “luka itu belum kunjung sembuh, sudah
muncul lagi luka baru. Kalau seperti ini, nanti tubuhmu bisa habis …”
“sudahlah, jangan khawatirkan ini terlalu berlebihan lagi. Aku
sudah biasa merasakannya” jawab Baekhyun sambil tersenyum lebar.
Seuta membuang nafasnya dan menjatuhkan pundaknya “kau selalu saja
menutupinya. Baekhyun, kenapa kau tak pernah mau kabur? Jika tidak, laporkan
ayah tirimu itu pada polisi. Ia bersalah …” Seuta melepas genggaman Baekhyun
dan memegang pundak lelaki itu.
Baekhyun tersenyum miris dan menggeleng “aku yang salah …“
Seuta terdiam.
“ah, sudahlah, kenapa jadi sedih seperti ini? Kita kan bertemu
disini untuk pacaran ...” Baekhyun tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.
Seuta hanya tersenyum. Baekhyun selalu saja berusaha tersenyum-seakan
semua yang kejadian perih yang menggoresnya setiap hari-sama sekali tak
mengusiknya.
“lupakan tentang ayah tiriku …”
Seuta mengangguk dan langsung merebahkan dirinya dirumput. Baekhyun
pun mengikutinya dan rebahan disamping Seuta. Mereka berdua menatap ribuan
bintang di langit malam itu.
“aku suka tempat ini“ ucap Baekhyun.
“kenapa? Tempat ini kan
tidak ada apa-apanya”
“karna .. jika aku merebahkan diri di tempat ini, aku bisa melihat
banyak bintang. Walaupun disini hanya lapangan rumput biasa dan tak ada
apa-apanya, tapi … tempat ini begitu berarti untukku. Karena … jika di tempat
ini rasanya semua bebanku menghilang. Aku ingin selamanya ada disini ...”
“kau berlebihan. Jika kau ada di balkon rumahku, kau juga bisa
melihat banyak bintang”
Baekhyun menggeleng “Tapi rasanya pasti berbeda. Menurutku, tempat
ini adalah yang paling nyaman. Jika aku kesini, aku selalu menempatkan diri
didekat bunga lili putih itu” tunjuk Baekhyun pada bunga lili putih kecilyang
berjarak sekitar 1 meter dari tempat mereka merebahkan diri.
Seuta memperhatikan bunganya “apa karna mengambil tempat dekat
bunga lili itu kau bisa melihat bintang
yang banyak dengan baik ?”
“mmm, benar”
Seuta dan Baekhyun sama-sama tertawa.
“hei, kau tau? Kupikir akhir-akhir ini aku bisa berbicara dengan
bintang. Jika di balkon, setiap aku bicara, aku merasa bintang selalu
menannggapi ucapanku”
Baekhyun memiringkan tubuhnya menghadap Seuta “benarkah? Ahaha …
mungkin itu hany perasaanmu saja. Atau jangan-jangan … kau mulai gila?”
Seuta memukul keras lengan Baekhyun dan Baekhyun tertawa
menyambutnya.
“aku sungguhan. Rasanya seperti telepati. Mereka berbicara di
hatiku”
“benarkah? Kalau begitu, apa yang mereka katakan padamu?”
“Aku kan selalu mengkhawatirkanmu setiap malam. Aku selalu
berharap kau baik-baik saja di rumah. Dan tiba-tiba saja, aku mendengar suara
dari hatiku. Kemudian kulihat bintang berkedip-kedip. Itu pasti suara bintang,
mereka bilang kalau mereka juga menyayangimu. Mereka berharap kalau bebanmu
segera terangkat dan kau bisa selamanya memandangi mereka … sambil terus
tersenyum … tanpa merasa sakit lagi karena ayah tirimu”
Senyum Baekhyun perlahan memudar. Diam-diam, ia mengamini setiap
kalimat yang dilontarkan Seuta di dalam hati.
“hei, bintang memang selalu berkedip-kedip, bukan berarti ketika
kau melihat mereka berkdeip berarti mereka sedang berbicara padamu” tukas
Baekhyun sambil tertawa.
“Ya! tapi aku merasa seperti itu ! jangan pikir aku gila karena
berbicara sendiri di balkon”
Baekhyun makin terkekeh geli, kemudian ia mendekatkan lagi tubuh
Seuta, mengadu dahi mereka dan mengusap kepala kekasih yang disayanginya itu.
Seuta memang selalu berhasil membuatnya tertawa bahagia.
.
.
.
Seuta pergi ke toko keramik milik ayahnya siang itu. Ia menyapa
ayahnya dan meminta izin untuk membuat beberapa keramik dari tanah liat dan
tentunya juga meminta tanah liat milik ayahnya itu.
“memangnya kau mau membuat apa?” Tanya Tn Im, ayah Seuta.
“Sederhana, aku hanya mau membuat keramik bentuk bintang”
“untuk apa? Untuk di balkon lagi?”
Seuta tersenyum “appa ingin tau ? appa sangat ingin tau?” kemudian
ia tertawa sendiri “ah, pokoknya aku minta ya appa. Daa~” kemudian gadis itu
pergi tanpa member ayahnya jawaban.
.
.
.
“BUGH !”
“Akh !” sebuah pukulan menghantam punggung Baekhyun. Membuat
lelaki itu meringis kesakitan.
“aku benci melihat luka-luka ditubuhmu itu perlahan hilang dan
sembuh ! aku benci melihat tubuhmu bersih tanpa luka-luka dariku !” Ujar seorang pria yang bisa dikenali adalah Tn
Kim, ayah tiri Baekhyun.
‘BUGH !” Pukulan itu
kembali menghantam Baekhyun.
Baekhyun hanya terdiam dan tak berani mengeluarkan ringisannya
lagi. Karna ia ingat, jika ayahnnya mendengar ringisannya sedikit saja, siksaannya
akan semakin menjadi-jadi.
“Bugh !” Baekhyun memejamkan matanya, menahan semua kesakitan yang
menjalar ditubuhnya. Ia selalu berharap penyiksaan ini akan segera berakhir.
# Baekhyun POV #
Aku kembali merasakannya. Merasakan penyiksaan dan rasa sakit yang
amat sangat pada tubuhku.
Aku tak berani meringis. Karna jika ia mendengar ringisanku
sedikit saja, ia akan lebih menyakitiku.
Jadi … aku lebih memilih diam.
Aku selalu berfikir kembali, jika mengingat semua yang telah
dilakukan ayah tiriku ini.
Penyebab dari penyiksaan ayah tiriku ini berdasarkan salahku atau
bukan
Kalau menurut Seuta, ayahku yang bersalah. Tapi menurutku, ini
salhku.
Kenapa ?
Tentu saja kunci jawabannya ada pada mendiang ibu kandungku.
Ayah tiriku ini begitu mencintai ibuku. Ia menikahi ibu setelah ayah
kadungku meninggal dunia. Dan seperti kebanyakan orang tua tiri pada umumnya, ayah
tiriku ini sudah tak menyukaiku sejak awal.
Tapi demi ibuku yang begitu menyayangiku, ia mencoba untuk menerimaku sebagai anaknya.
*flashback*
Saat usiaku 12 tahun, aku pernah hampir tertabrak mobil saat
sedang berjalan-jalan dengan ibuku dan juga ayah tiriku ini. Aku begitu senang
karna baru saja dibelikan bola yang
selama ini aku inginkan. Aku memainkan bola itu sambil berjalan. Ibu sudah
berkali-kali memperingatkanku untuk hati-hati karna aku sedang berada di
pinggir jalan.
Tapi karna sudah terlanjur senang, aku tak begitu mendengarkan
ibuku.
Alhasil .. aku nyaris
tertabrak mobil ketika bola yang sedang
kumainkan bergelinding ke tengah jalan.
Ibuku berlari ke arahku, mencoba untuk menyelamatkanku ketika aku
ingin mengambil bolaku itu. Aku pun selamat karna ibu mendorongku dari hadapan
mobil yang akan menabrakku. Tapi …
‘Ciiitttt … !! BRUGH .. !!”
“Eomma … !!” ibuku yang tertabrak mobil.
Ia tergelepar seketika dengan darah yang terus-terusan keluar dari
kepalanya. Waktu itu ibuku langsung sekarat dan dilarikan ke rumah sakit.
Sampai disana, tak butuh waktu lama–dokter yang menangani ibuku
keluar dari ruang UGD dan dengan wajah penuh penyesalan ,ia meminta maaf padaku
dan juga ayahku karna tak berhasil menyelamatkan ibu.
Ayah tiriku menangis sejadi jadinya dan terus menerus
menyalahkanku atas kematian ibu. Bahkan ia tak membolehkanku menangisi ibuku. Ia
akan memukulku jika ia melihatku menangis. Ia bilang kalau aku tak pantas
menangisi orang yang sudah ku bunuh sendiri. Ya … yang ia tau, aku adalah orang
yang telah membunuh istrinya …
Ia tak mau tau atau mendengar apapun lagi …
* Flashback end *
Penganiayaan ini juga yang selalu membuat Seuta khawatir. Ia
sangat sedih jika melihat luka baru ditubuhku. Maka dari itu, selama ini ...
aku selalu mencoba menutupi luka semampuku, aku tak mau membuatnya sedih.
# Baekhyun POV end #
“BUGH .. !!” Pukulan itu lagi-lagi membuat Baekhyun meringis.
“matilah kau !” seru Tn Kim.
“kalau besok kulihat kau belum dirumah sebelum jam 8 malam, kupastikan
kau akan lumpuh saat itu juga !!”
Tn Kim, ayah tiri Baekhyun itu pergi meninggalkan Baekhyun yang
penuh luka lebam sendiri di ruang tamu.
Baekhyun memandangi ayah tirinya itu dengan pandangan sendu
“kenapa hanya melumpuhkan? kenapa tak bunuh saja aku sekalian“
.
.
.
“Baekhyun cepatlah kemari !” seru Seuta saat melihat kekasihnya
itu datang dan menuju kearahnya, dirumput lapang.
“lihatlah ini ! bagus tidak?” Tanya Seuta.
“Kau membuatnya sendiri ?”
“iya, mulai sekarang, jika ingin melihat bintang, kita harus di
tempat ini .. eo ?”
Baekhyun memandangi tempat itu. Tempat yang selama ini
didatanginya-yaitu rumput lapang di dekat bunga lili putih-telah dipagari oleh
Seuta dengan menggunakan keramik tanah liat berbentuk bintang berwarna kuning. Pagar
itu membentuk kotak sebesar 2x2 meter.
“kenapa tempatnya dipagari?“ tanya Baekhyun seraya melangkahi
keramik bintang itu dan masuk kedalam areanya.
“karna aku tak begitu hafal tempatnya. Kau bilang kau selalu
melihat bintang dari tempat ini, dan kau memberitahuku letaknya hanya dengan
patokan bunga lili itu. Kalau suatu saat bunganya lenyap bagaimana?”
Baekhyun tersenyum lembut. ”tak apa, ini indah. Mulai sekarang
hanya kita berdua yang boleh ada didalam batasan ini, eo?”
“jadi kau menyukainya?”
Baekhyun mengangguk. Sontak Seuta bersorak ria. Ia reflek memeluk
Baekhyun.
“Aww !” Baekhyun meringis karna Seuta menekan luka yang ada
dipunggungnya.
Seuta jelas kaget dan melepas pelukannya.
“ia memukulmu lagi ?”
Baekhyun hanya diam “kalau tak memukulku lagi, berarti kehidupanku
sudah berubah”
“cukup Baekhyun, aku sudah tak tahan melihatnya. Ayo, ke rumahku,
kita bicarakan ini pada ayahku untuk menolongmu dari pria kejam itu”
“tidak. kau tak boleh seperti itu. Ini salahku Seuta, aku harus
membayarnyau . Aku sudah membuatnya kehilangan ibuku”
“kau bodoh atau apa hah ??” tangis Seuta pecah “jelas-jelas itu
bukan salahmu, itu kecelakaan ! anak-anak sekolah dasar juga tau”
Baekhyun menelan ludahnya, Seuta benar-benar terlihat sakit
melihatnya.
“aku lelah mengobati lukamu terus !” Seuta berkata bohong. Dari
kalimatnya itu, lebih tepat diartika jika ia tak mau lagi melihat luka
Baekhyun, tak mau lagi Baekhyun terluka dan sakit. “Kapan aku bisa bertemu
denganmu dengan senang tanpa harus diawali rasa khawatir karna luka itu??”
“maafkan aku … Tapi aku bear-benar tak bisa pergi dari ayah tiriku
saat ini”
.
.
.
Seuta kembali mengajak Baekhyun bertemu ditemapat biasa. Dan belum
lama menunggu, Baekhyun sudah datang. Tapi kali ini ia memasang wajah yang
cemas.
“hei, Ada apa?” Seuta membuka percakapan.
“ini sudah jam setengah 8, aku harus kembali kerumah sebelum jam
8. Tadinya aku tak mau datang, tapi aku tau kau pasti sedang menungguku”
“ada apa? kenapa cepat sekali ?” Seuta terlihat sedih.
Baekhyun terdiam. Ia tak akan membertahu alasannya sebenarnya pada
Seuta. Seuta pasti akan khawatir, seperti biasa.
“tak apa. tapi aku tak bisa lama-lama ya. ada apa menyuruhku
kesini?”
Seuta mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk sedih “Bahkan
kau melupakan ulang tahunmu sendiri” Seuta mengeluarkan sebuah kue kecil dengan
1 lilin di atasnya.
Baekhyun terkejut. Ia baru ingat kalau hari ini adalah hari ulang
tahunnya. Efek samping dari rasa sakit diseluruh tubuhnya hingga ia bisa
melupakan hari terpenting dihidupnya. Padahal hampir beberapa tahun terakhir ia
selalu merayakannya bersama dengan Seuta.
“Yasudah. Selamat ulang tahun ke 21 Byun Baekhyun. Sebelum meniup
lilin ini, ucapkan permohonanmu dulu”
Baekhyun tersenyum dan menatap Seuta sejenak, kemudian ia menutup
matanya “aku harap,aku bisa bebas dari
penganiayaan ayah tiriku dan akan hidup tenang selamanya bersama
bintang-bintang yang menemaniku setiap malam ...” Baekhyun mengucap
permohonannya di depan Seuta, kemudian ia tiup lilinnya.
Seuta memandang Baekhyun dengan berbinar “kuharap bintang-bintang
itu mengabulkan permohonanmu malam ini juga ..” balasnya mengamini Baekhyun. Ia
kemudian menaruh kue itu di bawah dan kemudian menggenggam kedua tangan
kekasihnya.
“aku mencintaimu Baekhyun, sangat ... “
isak Seuta dan Baekhyun memandanginya sendu.
“aku juga …“ balas Baekhyun .
Akhirnya, saat itu juga, Baekhyun pamit pada Seuta untuk pulang. Ia
tak mau membuat ayah tirinya marah hanya karna keterlambatannya.
Sampai dirumah, ternyata Tn Kim sudah menunggu Baekhyun diruang
tamu. Ia memasang wajah geramnya ketika melihat Baekhyun memasuki rumah. Tak
menunggu waktu lama, Tn Kim langsung menarik anak tirinya itu kedapur.
Ia mulai memukuli Baekhyun lagi. Ia benturkan kepala Baekhyun
kedinding, Lalu ia pukul punggung Baekhyun dengan sikutnya.
“AKH !” Baekhyun meringis kesakitan dibuatnya. Lelaki yang baru
berusia 21 tahun itu pun tersungkur ke lantai sambil memegangi kepalanya yang
terdapat darah.
“sudah kubilang untuk pulang tepat waktu, tapi kenapa kau terlambat
?! ini hukuman untukmu karna kau telah melanggar aturanku !”
“BUGH !” Tn Kim menendang dada Baekhyun sehingga Baekhyun
tersungkur kebelakang.
“bangun kau !” Tn Kim menarik kerah baju Baekhyun sehingga anak
tirinya itu terbangun. Ia langsung kembali memukuli wajah Baekhun bolak-balik.
Puas memukuli wajah Baekhyun, ia menghempaskan Baekhyun yang
terduduk lemah dan bersandar pada kaki meja makan.
“aku benci melihatmu, tapi entah mengapa kau tak mati mati
meskipun kusiksa habis-habisan setiap hari ... HAH?!” Kim terus-terusan
menendang perut Baekhyun dengan keras.
“AKH ! ap .. ppa .. am .. punni ak.. akkuu .. AKH ..!!” ucap
Baekhyun terbata. Baru kali ini lagi ia meringis dan meminta ampun karna untuk
kali ini, ia benar-benar sudah tak kuat dengan sakitnya.
Pukulan Kim yang selalu menyerangnya hampir setiap hari sepertinya
membuat Baekhyun tak bisa menahannya lebih kuat lagi.
“kenapa ?! sudah tak kuat ?! Hah ?!” tanya Kim masih menendangi
Baekhyun.
‘BUGH ! ‘
“AKH ! App .. pa .. sakk ..
kit .. “ Jerit Baekhyun.
‘BUGH ..! BUGH .. !’ “Mati kau !”
‘BUGH !’ tendangan terakhir.
Setelah puas, Kim-pun pergi meninggalkan putra tunggalnya itu
tanpa rasa bersalah.
“Seuta … “ panggil Baekhyun sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri
,
.
.
.
Waktu sudah menunjukan pukul 2 malam, tapi Seuta masih belum bisa
memejamkan matanya. Entah mengapa
hatinya terus menjeritkan nama Baekhyun. Ia punya perasaan tak
enak. Ia terus membolak balikan
tubuhnya dikasur.
“Baekhyun, kenapa hatiku sakit sekali …” keluh Seuta pada dirinya sendiri.
Seuta tak bisa lagi menahan rasa khawatir itu, hingga akhirnya ia
melarikan dirinya ke rumput lapang. Ia tak peduli meskipun saat itu sudah larut
malam. Yang ia tau jika sudah kesana hatinya akan tenang.
Sampai di rumput lapang, Seuta terkejut karna mendapati Baekhyun
yang sudah terduduk disana, tepatnya di dalam area yang sudah ia batasi dengan
keramik bintang.
“Baekhyun?” panggil Seuta. Baekhyun menoleh dan tersenyum. Seuta
menghampirinnya dan duduk di samping lelaki itu.
“aku tau kau pasti datang. Kebetulan, aku benar-benar ingin sekali
menemuimu”
Seuta mengkerutkan dahinya “sedang apa kau malam-malam disini?
Dan, kenapa luka-lukamu bertambah lagi ? ini darah dari mana lagi??” tanya
Seuta bertubi-tubi. Ia melihat bercak-bercak darah kering di baju Baekhyun.
“apalagi jawabannya …” Baekhyun tersenyum tipis sambil menunduk.
“apa karna telat pulang tadi malam? saat kita merayakan ulang
tahunmu disini?”
Baekhyun mengangguk “iya, akupun tadi
kesakitan. Tapi sekarang sudah tak apa-apa. Ia sudah pergi Seuta, ayah tiriku. Ia
sudah pergi setelah puas memukuli habis-habisan
tadi .. aku bebas sekarang ... “ adu Baekhyun terlihat bahagia.
Bukannya ikut senang, Seuta malah menangis.
“kenapa kau menangis ? kau tak senang aku bebas?”
Seuta menggeleng. “entahlah .. aku senang mendengar berita baikmu
itu, tapi aku tak tau kenapa dan apa sebabnya menangis seperti ini … aku merasa
hatiku tak tenang”
“tak apa, kau bisa tenang setelah ini. Kau tak perlu khawatir lagi
padaku, tak perlu lagi mengobati lukaku. Aku akan sembuh dan bebas”
Seuta mengangguk dan masih menangis.
”Seuta, berjanjilah padaku …”
Seuta menautkan alisnya “janji apa?”
“datanglah ketempat ini setiap malam, aku mau kau menemaniku
disini untuk melihat bintang”
Seuta mengangguk matap “aku pasti akan selalu kesini untuk
menemanimu”
Baekhyun tersenyum ”Aku ingin selamanya ada disini, tempat ini
begitu tenang ” ucapnya.
“aku tau …”
Setelah itu Baekhyun menoleh, menggenggam tangan Seuta dan menarik
gadis itu kedalam pelukannya.
Dengan jelas, Seuta bisa merasakan suhu tubuh Baekhyun yang dingin
yang berhembus di pundaknya
Seuta terheran dan melepaskan pelukanya “kenapa kau begitu dingin
?”
“iya .. aku sangat kedinginan malam ini dan kurasa aku harus
pulang, aku sudah tak kuat” Baekhyun mau beranjak dari duduknya, tapi tangan
Seuta menahannya. Seuta kembali menangis.
“jangan pergi,tetaplah disini. Katanya kau ingin melihat bintang
denganku?”
“tidak sekarang, mulai besok kau menemaniku. eo ? sekarang aku
harus pulang. Kau tega melihat ku kedinginan?”
Seuta terdiam. Jujur ... hatinya sedikit tak rela Baekhyun pergi. Tapi
ia juga memikirkan Baekhyun yang suhu tubuhnya sudah dingin.
“Ayahmu sudah tak ada kan? Kau akan baik-baik saja kan?”
Baekhyun tersenyum “pasti …”
“baik, pergilah ... kau istirahat dirumah .. aku masih ingin
disini ...” kata Seuta lesu sambil melepaskan genggamannya pada Baekhyun. Ia
tak perlu khawatir lagi pada Baekhyun
Baekhyun pun langsung menghapus air mata Seuta.
“jangan menangis .. mm?”
ucap Baekhyun. Seuta hanya mengangguk
dan ia pun menatap Baekhyun yang mulai pergi meninggalkan tempat itu sampai
lelaki itu hilang dari pandangannya.
Kemudian Seuta kembali memandangi bintang. Setelah itu, sekilas, ia
merasakan ada angin dingin menyapu kulit lehernya. Ia bergidik dan mengusap
lehernya.
Tak lama, Kyungsoo, teman Baekhyun, datang ke tempat itu dengan
tergesa-gesa dan membuat Seuta bingung sekaligus heran.
“Kyungsoo?” panggil Seuta,lalu ia berdiri.
“ternyata kau disini .. hhh .. aku mencarimu dari tadi …” ujar
Kyungsoo dengan tersengal-sengal
“ada apa?”Seuta mulai mencium kabar tak enak yang akan disampaikan
Kyungsoo.
“aku kerumah Baekhyun setengan jam yang lalu .. dan .. dan ..”
Kyungsoo menangis.
“dan apa ?”
“aku .. aku .. mendapati Baekhyun sudah meninggal .. “
Kyungsoo menangis. Seuta malam terdiam. “Baekhyun ? meninggal? Tak
mungkin Kyungsoo ..” Seuta tersenyum.
“tapi .. tapi .. aku benar .. aku ke rumah Baekhyun sekitar
setengah jam yang lalu. Aku tak menemukan siapapun disana termasuk Tn Kim. Ketika
aku mencarinya kedapur, aku sudah menemukan Baekhyun yang tergeletak di bawah
meja dengan darah di kepala dan sekitar wajahnya .. ia sudah meninggal .. Seuta
.. sekarang warga sedang mengurusinya ..” Jelas Kyungsoo sedikit cekat .
Seuta mulai terpaku. Jantungnya juga berdetak 2x lebih cepat “tapi
… itu tak mungkin. Setengah jam yang lalu ?! aku bahkan baru bertemu Baekhyun
di tempat ini, sekitar 5 menit yang lalu !” Seru Seuta. Ia sedikit membentak
Kyungsoo. Mulai ketakutan untuk mengetahui kebenarannya.
Kyungsoo tercenga mendengar pernyataan Seuta “Tapi itu juga tak
mungkin, Baekhyun sudah terbujur kaku. Ia tak bernafas lagi .. ia meninggal ..
kuperkirakan ia sudah meninggal dari berjam-jam yang lalu. Bahkan sekarang
orang tuamu juga sudah ada disana untuk mengurusnya. Dari tadi aku
mencarimu,tapi kau tak ada !”
Seuta bergetar. Tanpa disadarinya, air matanya menetes dan
mengalir deras di pipinya. Seuta pun jatuh terduduk. Ia tak sanggup lagi
menopang tubuhnya. Kakinya lemas seketika.Ia menangis dan terisak kuat.
“lalu siapa yang kutemui tadi ?! tak mungkin Baekhyun meninggal
Kyungsoo ! kau pasti salah ! aku baru saja bertemu dengannya disini, beberapa
menit yang lalu!” jerit Seuta. Ia tak sanggup membenarkan pernyataan Kyungsoo.
Ia tak mau menerima kenyataan bahwa Bekhyun .. sudah pergi?
Kyungsoo pun menghampiri Seuta dan mengusap-usap punggungnya.
“Baekhyun tak mungkin mati ! ia baru saja berpesan padaku untuk
menemuinya besok malam ditempat ini ! ia menyuruhku untuk menemaninya melihat
bintang besok malam !”
“mungkin … Baekhyun tak sempat menyampaikan pesannya sebelum ia
mati .. makanya ia menemui mu sesaat untuk menyampaikan pesannya”
Seuta menggeleng kuat “tak mungkin !! Baekhyun !!”
.
.
.
Malam itu, tepatnya di rumput lapang, Seuta terduduk disamping
gundukan tanah segar yang baru dibentuk tadi pagi. Gundukan tanah itu tepat
berada di dalam lingkungan area keramik bintang buatannya. Di gundukan tanah
tersebut terdapat sebuah nisan yang bertuliskan Byun Baekhyun. Ya, didalamnya terbaring
seorang Baekhyun, kekasih yang dicintainya.
Seuta memandangi nisan Baekhyun dengan air mata yang mengalir
deras dipipinya.
(Backsound : Baby Don’t Cry )
“aku tak menyangka kemarin adalah pertemuan terakhir kita, kenapa
kau tega meninggalkanku ? inikah yang kau
maksud untuk bisa bebas dan hidup tenang selamanya ? kematianmu ??” Seuta
emosi dan menangis sejadi jadinya. “aku juga ingin kau bebas dari masalahmu dan
aku juga ingin kau hidup tenang selamanya, tapi bukan dengan cara kau mati !”
“Kalau seperti ini hanya kau yang bahagia, sedangkan aku tidak”
Seuta menutup wajahnya. Ia menangis dalam. Ia
merasa Baekhyun sudah menjebaknya dengan permohonan yang selama ini ia
lontarkan
“kalau aku tau begini, aku tak akan meminta bintang untuk
mengabulkan permohonan di ulang tahunmu kemarin malam”
Ia kembali menangis dalam dan terisak kuat. Ia benar-benar telah
kehilangan Baekhyun.
“jujur aku membenci takdir ini, tapi aku tau kau pasti sedang
bahagia sekarang. Aku sengaja memakai tempat ini sebagai tempat peristirahatan
terakhir mu, karna aku ingat ,kau ingin
sekali selamanya merebahkan diri di tempat ini,supaya kau bisa sepuasnya
memandangi bintang … aku juga janji, mulai hari ini dan seterusnya aku akan
menemanimu melihat bintang disini ..” isak tangis Seuta makin keras. Ia
benar-benar masih sedih ditinggal pergi oleh Baekhyun.
Dan tanpa disadari Seuta, sesosok pria tak kasat mata dan
berpakaian serba putih-Baekhyun-duduk disamping Seuta sambil memandang gadis
itu sendu.
“sayang .. jangan menangis
.. terima kasih karna kau telah menempatkanku disini, dan menemaniku
melihat bintang malam ini, juga seterusnya … “
.
.
.
End …
Sedihhh Ka VIvie!!
BalasHapus